Analisis Temperatur terhadap Konversi Tepung Jagung ke Molases pada Tahap sakarifikasi
Abstract
Temperature sangat mempengaruhi kosentrasi molases dalam menghidrolisis tepung jagung. Kenaikan temperature menyebabkan energy kinetic molekul meningkat. Peningkatan energi yang cukup bagi molekul reaktan akan meningkatkan laju reaksi sehingga semakin tinggi temperature konversi yang diperoleh akan semakin tinggipada temperature yang yang tidak melebihi temperature optimum enzim bekerja. Dalam menghidrolisis tepung jagung ke molases dilakukan tiga tahap yakni, gelatinase, likuifikasi, dan sakarifikasi. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode eksperimen yang dilakukan di laboratorium. Hasil penelitian ini diperoleh nilai kadar molases, massa molases, dan nilai efisiensi. Pada temperatur (40-45) oC kadar molases yang dihasilkan yakni 8,8 %, massa molases 19,33 gr, efisiensi 64%. Pada temperatur (45-50) oC kadar molases yang dihasilkan yakni 11,6 %, massa molases 25,69 gr, dan efisiensi 86%. Pada temperatur (50-55) oC kadar molases yang dihasilkan meningkat menjadi 13 %, massa molases 26,27 gr, dan efisiensi 88%. Pada temperatur (55-60) oC kadar molases lebih meningkat menjadi 14,6 %, massa molases 28,86 gr dan efisiensi 90%.. Ini artinya semakin tinggi temperatur maka kadar molases juga akan semakin bertambah. Pada temperatur rentang (40-45) oC hanya sebagian kecil molekul yang memiliki energi aktivasi yang cukup untuk bertumbukan menghasilkan reaksi, sehingga tepung jagung yang berhasil terhidrolisis lebih sedikit, sebaliknya pada temperatur (55-60) oC energi kinetik molekul naik sehingga menyebabkan peningkatan laju reaksi. Pada temperatur tersebut adalah temperatur optimum enzim gluko amilase bekerja. Hal ini bersesuaian dengan distribusi Maxwell-Boltzmann yang menyatakan bahwa reaksi akan semakin cepat dengan adanya pertambahan temperatur.
Downloads
References
Edra, Rabia. 2017. “Pengertian dan Sifat - sifat Enzim”, https://blog.ruangguru.com/pengertian-dan-sifat-sifat-enzim, diakses pada tanggal 20 Juli 2020 pukul 13.49
G,C, Goncalves. 2016. “Production of bio-oil and activated carbon from sugarcane bagasse and molasses” dalam Biomass and Bioenergy. Department of Chemical Engineering, State University of Maringa, maringa, PR, Brazil.
Gozan, M. 2014. Teknologi Bioetanol Generasi Kedua, Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama.
Halliday, D., Resnick. R. 2014. Fisika Dasar Jilid 3. Edisi-7. Erlangga. Jakarta.
Khariyah, A., Suci, FW., Primadani, IPP.,Putra, MID., Emanda, NA., Fadhilah, R., Mihardja, US. 2015. Teori Tumbukan dan Energi Aktivasi. Banten.
Santana, J.O. 2016. Characterization of the legumains encoded by the genome of Theobroma cacao L. Plant physiology and biochemistry : PBB / Sosiete francaise de physiologie vegetale, 98, pp. 162 70.Available at : https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0981942815301650.
Suripto., Ma’arif, S., Arkeman, A. 2013. Pengembangan Gula Cair Berbahan Ubi Kayu Sebagai Alternatif Gula Kristal dengan Pendekatan Sistem Inovasi. Jurnal Teknik Industri ISSN : 1411-6340. Fakultas Teknologi Pertanian IPB-Bogor.
Wati, W. 2015. Aplikasi Distribusi Maxwell-Boltzman dalam Menetukan Kecepatan Molekuler. Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika AL-Biruni, 3, 63.
Copyright (c) 2021 Sutrisnawati Mehora, Surya Ningsih
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
- Free access for all users worldwide
- Authors retain copyright to their work
- Increased visibility and readership
- Rapid publication
- No spatial constraints